About Me

Foto saya
I'm just an ordinary girl with my adventure days ...

Bienvenue Sur Mon Blog ^_^

Jumat, 19 Maret 2010

Utang Pemerintah Indonesia

Utang Pemerintah Indonesia

BELAKANGAN ini berita tentang krisis keuangan Pemerintah Spanyol banyak dimuat media massa. Spanyol termasuk dalam kelompok negara-negara yang disingkat PIGS (Portugal, Irlandia, Greece atau Yunani, dan Spanyol).

Singkatan PIGS, yang berarti babi, juga merupakan ledekan bagi negaranegara tersebut. Negara-negara itu dewasa ini menjadi sorotan pengamat perekonomian dunia lantaran krisis yang mereka alami.Yunani mengalami krisis karena defisit APBN mereka demikian besar, yaitu sekitar 12,5 persen produk domestik bruto (PDB). Adapun Spanyol mengalami defisit 11,4 persen PDB pada 2009 lalu. Uni Eropa selama ini mengenakan aturan ketat dalam hal keuangan pemerintah, yaitu batas atas defisit hanya sebesar tiga persen PDB. Adapun batas atas utang pemerintah sebesar 60 persen PDB.

Aturan main yang dikenal dengan convergence criteria dalam Maastricht Treaty tersebut dewasa ini berada dalam ancaman lantaran sebagian besar negara anggota Uni Eropa melampaui aturan main tersebut. Selain pelanggaran dalam hal defisit, Yunani juga memiliki rasio utang yang jauh lebih tinggi, yaitu mencapailebihdari113 persen PDB.

Pada 2009, Spanyol memiliki rasio utang 66 persen dan pada 2010 diperkirakan menjadi 74 persen PDB. Suatu tingkat yang melampaui batas atas mereka. Perkembangan tersebut ujung-ujungnya menjadi ancaman yang besar bagi masa depan mata uang euro. Persoalan di Yunani merupakan hal pelik yang dihadapi negara-negara Uni Eropa. Apakah Yunani harus mereka tolong dengan dana talangan?

Jika ya, bagaimana dengan negara seperti Spanyol yang saat ini merupakan salah satu dari empat negara terbesar di Uni Eropa. Spanyol dewasa ini merupakan salah satu negara yang termasuk 10 besar perekonomian dunia, bahkan melampaui Kanada yang justru menjadi bagian dari negara G-7. Bagi Spanyol, permasalahannya sangat dilematis. Tingkat pengangguran negara tersebut mencapai 20 persen.

Jika perekonomian tidak dipacu, pengangguran akan menjadi beban berat secara politis bagi pemerintah. Di bagian lain, memacu perekonomian dengan menggunakan stimulus akan menyalahi aturan batas atas defisit tersebut.

Dengan melihat berbagai perkembangan tersebut, bagaimana posisi keuangan Pemerintah Indonesia dewasa ini? Menilai keuangan Pemerintah Indonesia memang gampang-gampang susah. Jika dikatakan keuangan Pemerintah Indonesia sangat kokoh, tentu juga akan banyak yang berargumen bagaimana hal tersebut bisa terjadi kalauutangkitabanyaksekali(secara nominal)?

Di samping itu, menilai keuangan pemerintah kokoh juga memiliki nada puas diri. Di pihak lain, kalau dikatakan keuangan pemerintah masih berat lantaran jumlah utang yang secara nominal meningkat, hal ini akan memengaruhi kepercayaan pasar terhadap Indonesia.

Oleh karena itu, paling aman adalah mengenal karakteristik keuangan pemerintah dengan menggunakan standar internasional. Dua standar yang digunakan dalam mengukur kekuatan keuangan pemerintah adalah dari sisi rasio defisit APBN dan rasio utang pemerintah terhadap PDB. Dalam hal ini, defisit APBN kita di 2009 sebesar 1,6 persen, jauh di bawah proyeksi semula 2,4 persen dan terlebih lagi masih sekitar separuh dari batas atas sebesar tiga persen PDB. Sebagaimana diketahui, undang-undang kita juga mengikuti aturan main Uni Eropa dalam menentukan batas atas defisit APBN dan rasio utang pemerintah terhadap PDB, yaitu sebesar tiga persen dan 60 persen.

Untuk 2010, APBN kita merencanakan defisit 1,6 persen PDB. Defisit ini kemungkinan ditingkatkan menjadi sekitar 2,4 persen PDB dalam rencana perubahan APBN yang sedang disiapkan.Jika ini terjadi, bukan tidak mungkin realisasinya juga akan berkisar di angka 1,6 persen PDB karena selama ini persentase penyerapan anggaran pengeluaran selalu berada di sekitar 94 persen.

Itulah sebabnya George Soros baru-baru ini mengemukakan bahwa stimulus yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia jumlahnya terbatas tetapi mampu untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Dalam hal rasio utang pemerintah terhadap PDB, dengan dikeluarkannya data PDB nominal 2009 yang sebesar Rp5.613 triliun, rasio utang Pemerintah Indonesia (posisi November 2009) yang sebesar Rp1.602 triliun dengan PDB mencapai 28, 5 persen.Ini suatu tingkat yang menarik karena sudah berada di bawah 30 persen.

Bahkan jika kita kurangkan utang pemerintah yang di tangan Bank Indonesia, rasionya hanyalah sebesar 24 persen. Ini adalah perkembangan menarik karena kenaikan utang pemerintah dalam beberapa tahun terakhir ternyata jauh di bawah kecepatan pertumbuhan PDB sehingga pada akhirnya rasio utang pemerintah terhadap PDB terus turun.

Kombinasi rasio defisit APBN dan utang Pemerintah Indonesia terhadap PDB menunjukkan ketahanan fiskal kuat sehingga membuat kita tidak perlu merasa khawatir secara berlebihan. Kekuatan fiskal kita juga diperkuat oleh adanya kas pemerintah yang jumlahnya cukup besar.Berdasarkan data Bank Indonesia, jumlah kas pemerintah berada pada sekitar angka Rp200 triliun (angka ini tentu harus diteliti dan diperinci lebih lanjut). Ini berarti kalau terjadi kekurangan penerimaan pemerintah, bantalan yang dimiliki cukup tebal. Jumlah ini pun sebetulnya dapat digunakan untuk mengurangi jumlah utang pemerintah.

Hal inilah yang dilakukan oleh Presiden Clinton dalam tiga tahun terakhir pemerintahannya sewaktu Negara Paman Sam mengalami surplus APBN yang cukup besar. Apa yang terjadi di Spanyol dan Yunani tersebut rasanya perlu menjadi pelajaran yang berharga bagi Pemerintah Indonesia. Dengan pertumbuhan PDB nominal yang cukup tinggi pada 2009 lalu dan diharapkan juga pada 2010 dan tahun-tahun mendatang, penerimaan pajak berpotensi tumbuh secara sehat. Surplus APBN pun bukan tidak mungkin akan terjadi di tahun-tahun mendatang.

Jika hal ini terjadi, kemungkinan untuk mulai melakukan perampingan utang menjadi terbuka.Lebih baik kita melakukan pengurangan utang secara pelan-pelan di waktu yang memungkinkan daripada saat kita dalam keadaan terjepit sebagaimana yang terjadi dengan Spanyol sekarang ini. Pemerintah perlu melakukan kalkulasi yang teliti, seberapa besar bantalan berupa kas pemerintah yang diperlukan? Jika jumlah kas pemerintah yang kita miliki berada di atas level tersebut, sebagian uang yang ada bisa dipergunakan untuk melakukan pelunasan lebih awal, terutama untuk utang luar negeri.

Jika tahun-tahun mendatang APBN kita surplus, ruang gerak untuk pelunasan utang menjadi lebih terbuka. Dengan langkah seperti itu, kredibilitas keuangan pemerintah akan menjadi lebih tinggi sehingga akan lebih memudahkan dalam pengelolaannya. (*)

CYRILLUS HARINOWO HADIWERDOYO
Pengamat Ekonomi
(Koran SI/Koran SI/rhs)


Sumber :
http://economy.okezone.com/read/2010/02/22/279/305830/utang-pemerintah-indonesia

0 comments:

 

Free Blog Templates

Powered By Blogger

Blog Tricks

Powered By Blogger
Powered By Blogger

Easy Blog Tricks

Powered By Blogger

Blog Tutorial

Great Morning ©  Copyright by Marie Situmorang | Template by Blogger Templates | Blog Trick at Blog-HowToTricks